Dalam tulisan kali ini saya akan mencoba membahas kalimat inti dan kalimat turunan yang akan saya cari dari salah satu artikel di berita online. mari kita lihat berita yang saya ambil dari kompas.com ini :
Sumber Air untuk Desa Sudimoro
Kegiatan penyaluran air bersih BRI
untuk warga yang megalami krisis air bersih di Wonogiri, Jawa Tengah.
Mimpi masyarakat Desa Sudimoro,
Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, untuk mendapatkan air bersih akhirnya
terwujud. Maklum, cukup lama masyarakat desa ini mengharapkan ada pihak-pihak
yang peduli. Namun, realisasi dari pihak yang menjanjikan tak kunjung tiba.
Sebelumnya, guna memenuhi kebutuhan
air bersih, warga mengambil dari sumber air hingga ke rumah dengan peralatan
seadanya berupa jerigen atau ember. Warga harus memikul air bersih dengan
kondisi jalan yang berbukit, berbatu, terjal, dan licin.
Melihat kondisi tersebut, BRI
melalui program BRI Peduli memberikan bantuan berupa sumur bor beserta fasilitas
pendukungnya. “Bantuan ini merupakan program corporate social responsibility
(CSR), dari sebagian keuntungan BRI yang diberikan untuk menyejahterakan
masyarakat,” ujar Corporate Secretary BRI Muhammad Ali.
Melalui program ini, BRI telah
mewujudkan Desa Sudimoro yang awalnya kering kerontang menjadi desa swasembada
air. Kini, 732 warga yang tinggal di ketinggian 300 meter di bawah permukaan
laut tersebut dapat menikmati air melimpah.
Kini,
warga Desa Sudimoro, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah sudah tidak mengalami
kesulitan lagi untuk memperoleh air bersih.
Kendala
pengeboran
Proses pengeboran dalam rangka
pencarian air ini tak bisa dibilang mudah. Pengeboran yang rencananya hanya
sedalam 70 meter, diperdalam menjadi 150 meter karena pekerja tak kunjung
mendapatkan mata air. Pada kedalaman 90–120 meter, proses pengerjaan sempat
melambat karena terkendala banyaknya batu cadas yang menghambat pengeboran.
“Pernah dalam satu hari hanya berhasil mengebor sedalam 20 sentimeter,” kenang
Kepala Desa Sudimoro Sulistiyo.
“Penantian panjang itu akhirnya
berakhir. Berkah berupa air, mengucur deras memenuhi kebutuhan desa yang
meliputi 2 RW, 10 RT, dan 200 KK ini. Limpahan air tersebut kemudian ditampung
ke dalam sebuah tabung besar dengan kapasitas 1.000 liter air. Di sampingnya,
berdiri timer listrik yang mampu mengendalikan penggunaan air secara otomatis
serta efisien. “Butuh waktu cukup lama, tetapi hasilnya selama-lamanya,” ujar
Bupati Purworejo Mahsun Zain.
Mengingat sumur bor terletak di kaki
pegunungan, BRI berencana menyalurkan air ke bak-bak penampungan. “Nantinya,
warga yang berada di atas tidak perlu ke bawah untuk mengambil air,” ujar Ali.
Ali melanjutkan, upaya BRI membangun
Desa Sudimoro tak akan berhenti sampai di sini. Tak menutup kemungkinan, desa
tersebut menjadi desa binaan BRI. Terlebih, daerah ini sudah memiliki potensi
lokal, mulai dari budi daya aren, cengkih, abasia, hingga beternak kambing
etawa.
Sejak beberapa tahun yang lalu,
pergantian musim di Indonesia mengalami ketidakteraturan yang dipengaruhi oleh
kerusakan alam secara global. Akhir tahun yang semestinya menjadi awal musim
penghujan justru menjadi musim kemarau yang berkepanjangan.
“Ada 11 wilayah yang mengalami
kekeringan yang cukup parah selain Desa Sudimoro, tersebar di Wonosari, Klaten,
Gombong, Wonogiri, Sukoharjo, Cilacap, Kebumen, Bantul, Sleman, Wates, dan
Banjarnegara, Untuk mengatasi krisis air bersih tersebut, BRI telah mengirim
sekitar 50 tangki air dengan kapasitas 5.000 liter ke masing-masing desa
tersebut untuk jangka waktu selama 3 bulan, jadi total ada sekitar 1.500 tangki
air yang kami dropping ke desa-desa tersebut,” ujar Ali.
Ali mengemukakan pentingnya solusi
jangka panjang untuk krisis air bersih di musim kemarau. “Sejauh ini kegiatan dropping
air bersih menjadi solusi jitu untuk mengatasi krisis air, namun tidak untuk
jangka panjang,” ujar Ali. “Selain penyelamatan lingkungan, pembuatan sumur
dalam seperti yang dilakukan BRI di Desa Sudimoro mutlak diperlukan untuk
meningkatkan pasokan air pada masa depan,” pungkas Ali. [*/INO]
© Copyright Kompas.com
Kalimat inti dari artikel diatas :
1.
Warga menimba air
2.
Warga mencari air bersih
3.
Warga meminum air
4.
Warga berjalan kaki
5.
CSR membantu warga
6.
Warga mencari persediaan air
7.
Warga membersihkan lingkungan
8.
Warga memasak air bersih
9.
CSR memberikan air
10.
CSR bekerjasama dengan warga
Pengertian Kalimat Inti
Pembahasan tentang kalimat inti pada dasarnya berkaitan dengan S, P, O, Pel., dan K. Pada Bab S, P, O, Pel., dan K dijelaskan bahwa unsur inti kalimat meliputi S, P, dan O atau Pel., tetapi kedua unsur terakhir kehadirannya bergantung pada jenis kata yang menempati P. Sebaliknya, unsur K tidak termasuk ke dalam unsur inti kalimat.
Lalu, apa yang dimaksud dengan kalimat inti? Kalimat inti memiliki ciri-ciri:
• Hanya terdiri atas unsur inti kalimat (S, P, O/Pel.);
• Unsur-unsur inti itu selalu berupa kata, tidak mungkin berupa kelompok kata;
• berpola kalimat normal (SP), bukan kalimat inversi (PS);
• Berupa kalimat berita; dan
• Tidak dalam bentuk kalimat negatif
Pembahasan tentang kalimat inti pada dasarnya berkaitan dengan S, P, O, Pel., dan K. Pada Bab S, P, O, Pel., dan K dijelaskan bahwa unsur inti kalimat meliputi S, P, dan O atau Pel., tetapi kedua unsur terakhir kehadirannya bergantung pada jenis kata yang menempati P. Sebaliknya, unsur K tidak termasuk ke dalam unsur inti kalimat.
Lalu, apa yang dimaksud dengan kalimat inti? Kalimat inti memiliki ciri-ciri:
• Hanya terdiri atas unsur inti kalimat (S, P, O/Pel.);
• Unsur-unsur inti itu selalu berupa kata, tidak mungkin berupa kelompok kata;
• berpola kalimat normal (SP), bukan kalimat inversi (PS);
• Berupa kalimat berita; dan
• Tidak dalam bentuk kalimat negatif
Demikian tulisan ini saya buat guna menyelesaikan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia Universitas Gunadarma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Hai, Bagaimana menurutmu? Ada komentar?