yang fudul

Minggu, 17 November 2013

Kalimat inti dan turunan




Dalam tulisan kali ini saya akan mencoba membahas kalimat inti dan kalimat turunan yang akan saya cari dari salah satu artikel di berita online. mari kita lihat berita yang saya ambil dari kompas.com ini :
Sumber Air untuk Desa Sudimoro
Kegiatan penyaluran air bersih BRI untuk warga yang megalami krisis air bersih di Wonogiri, Jawa Tengah.
Mimpi masyarakat Desa Sudimoro, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, untuk mendapatkan air bersih akhirnya terwujud. Maklum, cukup lama masyarakat desa ini mengharapkan ada pihak-pihak yang peduli. Namun, realisasi dari pihak yang menjanjikan tak kunjung tiba.
Sebelumnya, guna memenuhi kebutuhan air bersih, warga mengambil dari sumber air hingga ke rumah dengan peralatan seadanya berupa jerigen atau ember. Warga harus memikul air bersih dengan kondisi jalan yang berbukit, berbatu, terjal, dan licin.
Melihat kondisi tersebut, BRI melalui program BRI Peduli memberikan bantuan berupa sumur bor beserta fasilitas pendukungnya. “Bantuan ini merupakan program corporate social responsibility (CSR), dari sebagian keuntungan BRI yang diberikan untuk menyejahterakan masyarakat,” ujar Corporate Secretary BRI Muhammad Ali.
Melalui program ini, BRI telah mewujudkan Desa Sudimoro yang awalnya kering kerontang menjadi desa swasembada air. Kini, 732 warga yang tinggal di ketinggian 300 meter di bawah permukaan laut tersebut dapat menikmati air melimpah.
Kini, warga Desa Sudimoro, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah sudah tidak mengalami kesulitan lagi untuk memperoleh air bersih.
Kendala pengeboran
Proses pengeboran dalam rangka pencarian air ini tak bisa dibilang mudah. Pengeboran yang rencananya hanya sedalam 70 meter, diperdalam menjadi 150 meter karena pekerja tak kunjung mendapatkan mata air. Pada kedalaman 90–120 meter, proses pengerjaan sempat melambat karena terkendala banyaknya batu cadas yang menghambat pengeboran. “Pernah dalam satu hari hanya berhasil mengebor sedalam 20 sentimeter,” kenang Kepala Desa Sudimoro Sulistiyo.
“Penantian panjang itu akhirnya berakhir. Berkah berupa air, mengucur deras memenuhi kebutuhan desa yang meliputi 2 RW, 10 RT, dan 200 KK ini. Limpahan air tersebut kemudian ditampung ke dalam sebuah tabung besar dengan kapasitas 1.000 liter air. Di sampingnya, berdiri timer listrik yang mampu mengendalikan penggunaan air secara otomatis serta efisien. “Butuh waktu cukup lama, tetapi hasilnya selama-lamanya,” ujar Bupati Purworejo Mahsun Zain.
Mengingat sumur bor terletak di kaki pegunungan, BRI berencana menyalurkan air ke bak-bak penampungan. “Nantinya, warga yang berada di atas tidak perlu ke bawah untuk mengambil air,” ujar Ali.
Ali melanjutkan, upaya BRI membangun Desa Sudimoro tak akan berhenti sampai di sini. Tak menutup kemungkinan, desa tersebut menjadi desa binaan BRI. Terlebih, daerah ini sudah memiliki potensi lokal, mulai dari budi daya aren, cengkih, abasia, hingga beternak kambing etawa.
Sejak beberapa tahun yang lalu, pergantian musim di Indonesia mengalami ketidakteraturan yang dipengaruhi oleh kerusakan alam secara global. Akhir tahun yang semestinya menjadi awal musim penghujan justru menjadi musim kemarau yang berkepanjangan.
“Ada 11 wilayah yang mengalami kekeringan yang cukup parah selain Desa Sudimoro, tersebar di Wonosari, Klaten, Gombong, Wonogiri, Sukoharjo, Cilacap, Kebumen, Bantul, Sleman, Wates, dan Banjarnegara, Untuk mengatasi krisis air bersih tersebut, BRI telah mengirim sekitar 50 tangki air dengan kapasitas 5.000 liter ke masing-masing desa tersebut untuk jangka waktu selama 3 bulan, jadi total ada sekitar 1.500 tangki air yang kami dropping ke desa-desa tersebut,” ujar Ali.
Ali mengemukakan pentingnya solusi jangka panjang untuk krisis air bersih di musim kemarau. “Sejauh ini kegiatan dropping air bersih menjadi solusi jitu untuk mengatasi krisis air, namun tidak untuk jangka panjang,” ujar Ali. “Selain penyelamatan lingkungan, pembuatan sumur dalam seperti yang dilakukan BRI di Desa Sudimoro mutlak diperlukan untuk meningkatkan pasokan air pada masa depan,” pungkas Ali. [*/INO]
© Copyright Kompas.com

Kalimat inti dari artikel diatas :
1.      Warga menimba air
2.      Warga mencari air bersih
3.      Warga meminum air
4.      Warga berjalan kaki
5.      CSR membantu warga
6.      Warga mencari persediaan air
7.      Warga membersihkan lingkungan
8.      Warga memasak air bersih
9.      CSR memberikan air
10.  CSR bekerjasama dengan warga
Pengertian Kalimat Inti
Pembahasan tentang kalimat inti pada dasarnya berkaitan dengan S, P, O, Pel., dan K. Pada Bab S, P, O, Pel., dan K dijelaskan bahwa unsur inti kalimat meliputi S, P, dan O atau Pel., tetapi kedua unsur terakhir kehadirannya bergantung pada jenis kata yang menempati P. Sebaliknya, unsur K tidak termasuk ke dalam unsur inti kalimat.

Lalu, apa yang dimaksud dengan kalimat inti? Kalimat inti memiliki ciri-ciri:
• Hanya terdiri atas unsur inti kalimat (S, P, O/Pel.);
• Unsur-unsur inti itu selalu berupa kata, tidak mungkin berupa kelompok kata;
• berpola kalimat normal (SP), bukan kalimat inversi (PS);
• Berupa kalimat berita; dan
• Tidak dalam bentuk kalimat negatif
Demikian tulisan ini saya buat guna menyelesaikan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia Universitas Gunadarma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hai, Bagaimana menurutmu? Ada komentar?